Dituduh Sebagai Dalang Atas Kepergian Suzanna Selama-Lamanya, Siapa Sangka Inilah Sifat Clift Sangra Selama Menikah Dengan Ratu Horor Itu!


Telah meninggal 10 tahun yang lalu, nama Suzanna Martha Frederika van Osch atau yang akrab disapa Suzanna masih dikenang masyarakat luas. Aktris kondang yang menjadi ratu film horor Indonesia ini memang memiliki kiprah cemerlang. Bahkan, kisah perjalanan hidupnya juga menarik siapa saja yang menyukai berbagai filmnya. Ditambah lagi, filmnya telah rampung di-remake damn akan segera tayang sehingga masyarakat mencoba untuk mengulik kembali kehidupannya masa lalu.
Ratu Horor Suzanna meninggal pada Rabu (15/10/2008), persis dua hari setelah ulang tahunnya ke-66. Maski kematiannya telah berlalu, namun hingga kini masih menyisakan misteri. Suami Suzanna, Clift Sangra sempat diduga menjadi dalang atas kematian Suzanna. Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kota Magelang pada 6 Maret 2006 lalu, tiga asisten rumah tangga Suzanna mengungkapkan pengakuan yang mencengangkan yang seolah menjadi saksi kunci kematiannya.
Ketiga pembantu tersebut adalah Yusman, Wahyu Rifai, dan Bayu Ponco Nugroho yang mengaku diperintah Clift Sangra menghabisi nyawa Suzanna. Yusman mengaku bahwa dirinya diperintahkan Clift Sangra untuk menghabisi Suzanna karena tak tahan dengan hubungan rumah tangga yang tak harmonis selama 22 tahun, namun Yusman menolaknya. Bayu juga menceritakan pada putri Suzanna, Kiki Maria, bahwa dirinya diminta Clift untuk membunuh Suzanna. Wahyu, anak dari Yusman pun diperintah Clift untuk menghabisi nyawa Ratu Horor tersebut. Bayu bahkan mengaku sempat ditodong pistol oleh Clift agar mau menuruti perintahnya.

Clift memberi konfirmasi bahwa kematian Suzanna yang begitu mendadak setelah minum susu di malam hari. Clift menuturkan bahwa dirinya sempat berbincang-bincang dengan sang istri sebelum ajal menjemput Suzanna. Dokter Mia Pramudianti dan Dr. Hasman Budiono yang sempat melakukanvisum et repertum mengonfirmasi bahwa kematian Suzanna terjadi secara wajar. Penyakit diabetes yang diderita Suzanna dikatakan sebagai penyebab meninggal dunia.
Lalu, apakah Clift ada hubungannya dengan kematian Suzanna atau tidak? Entahlah. Yang jelas Clift dan Suzanna dulunya menjadi pasangan yang bahagia dalam 25 tahun mengarungi kehidupan rumah tangga. Ketika bersama, usia Clift 23 tahun lebih muda dari Suzanna. Dalam sebuah wawancara dengan Tabloid Nova, Clift mengatakan bahwa dirinya berpacaran dengan Suzanna sejak 18 Mei 1983 setelah pembuatan film Sangkuriang di mana Clift dan Suzanna bermain bersama.
Kedekatan mereka terungkap setelah Clift mencium Suzanna saat sedang mengisi suara untuk film itu. Saat itu ada wartawan yang memergoki mereka di tempat dubbing, lalu esoknya berita kedekatan mereka muncul di media.

Clift tidak membantah berita tersebut karena berita itu memang benar. Ditanya alasan mengapa dia tertarik dengan Suzanna yang usianya jauh lebih tua, Clift menjawab, "Pokoknya banyak hal menarik dari Susi (nama sapaan Suzanna) yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
"Susi yang mendorong saya untuk sekolah terus. Ia tak mau kalau saya cuma punya ijazah SMA," ujar Clift yang selalu setia menemani Susi shooting film.
Clift menikahi Suzanna pada Mei 1983 ketika usianya tidak lebih dari 17 tahun di gereja Santa Maria Fatima, Magelang. Pernikahan mereka pun berlangsung hingga Suzanna meninggal pada tahun 2008.
Saat diwawancarai dua hari setelah kematian Suzanna, Clift terlihat masih berduka atas kematiannya. Dia mengatakan akan tetap tinggal di Magelang karena makam Suzanna ada di sana. Hari-hari Clift terasa sepi karena bila biasanya Suzanna menyambutnya pulang, dia sudah tiada lagi. Bahkan, katanya, dia saat itu tidak berani menengok kamar Suzanna, bukan karena takut, tapi karena tak kuat menyadari dia telah pergi.
Selama 25 tahun 5 bulan berumah tangga, Clift berkata bahwa semua kenangan bersama istrinya begitu indah. Salah satu kenangan terindahnya adalah ketika Suzanna berulang tahun ke-66, dua hari menjelang Suzanna meninggal. Saat itu, Clift menawari Suzanna mau dimasakkan apa dan Suzanna menjawab tidak mau macam-macam, hanya minta dimasakin nasi kuning dan rica-rica, masakan khas Manado.
Sumber : Nakita

Comments